filosofi satu: (tentang perempuan)
Prempuan harus jadi manusia sebaik-baiknya.Harus menjaga segala apapun se-anggun mungkin,tapi tetap nyaman jadi dirinya.
Perempuan terkadang memang tidak bisa lepas dari cengeng Dan manja.tapi karena prempuan adalah manusia super, maka Hal itu bukanlah masalah besar.Perempuan pun akan belajar pada waktu dan lingkungan untuk filosofi terbaik bagi hidupnya.
Karena perempuan akan mnjadi seorang Ibu trbaik bagi anaknya kelak^^
filosofi dua: (Hidup jujur tanpa kemunafikan)
pada lembaran-lembaran buku di hadapan,
menjadi sebuah ilham bagi saia,
bahwa lembaran-lembaran itu seperti kehidupan yang terus berjalan di tiap halamannya.
lembaran kemarin memang telah mulai usang,
tapi indah juga ketika kembali dibaca.
ternyata ada yang belum saia tinggalkan seutuhnya;
yakni lembaran seorang yang berjanji pada diri
"Berjuanglah pada duniamu, semampumu"
Pernah saia lampaui secara tergesa-gesa lembaran-lembaran itu,
Semata-mata hanya ingin mengetahui bagaimana bunyi barisan pada lembaran buku terakhir,
Dan ternyata;
"Hidup akan terus berjalan secara runtut, jika satu lembar saja dilewati,
maka ada kebahagiaan dan rasa syukur yang tidak sempurna.
#berjalanlah pada lembaran dunia secara jujur tanpa sebuah kemunafikan
filosofi tiga: (tentang seni dan seniman)
Pandanglah segala sesuatu dari sudut pandang keindahan,
Sebagaimana seni di turunkan dari langit untuk memuliakan hidup manusia dalam keindahan.
Dan lewat tangan bapak yang penuh berkat,
Maka seni tumbuh menemani saia.
Ketika ada seorang bertanya pada saia "dimana papamu dinas?"
Sama sperti Dulu saia mnjawab : papa dinas di rumah saja, karena papa saia seniman
#berbahagialah bagimu karenamu saia bahagia mjadi sekarang
filosofi empat: (Kemiskinan adalah kehancuran sebuah zaman)
Pemiskinan tentu melahirkan peradaban kemiskinan. Betapa kelaparan akan tumbuh diantaranya. Dan "kelaparan adalah burung gagak yang selalu menakutkan" begitu kiranya kutipan pada sajak Rendra.
Lalu tinggallah kita menerka waktu, dimana kebajikan-kebajikan di bumi akan musnah Dan menjadi sejarah. Kemudian kita menjadi Saksi atas kepingan-kepingan kehancuran sebuah zaman.
filosofi lima: (fokus pada perjuangan hidup)
Terkadang, hidup tidak lagi melulu soal cinta pada kekasih,tapi lebih dari itu.
Kali ini seperti sebuah titik sudut yang tidak harus selalu ditarik garis lurus untuk menjadi bentuk lain.
Ada kalanya garis itu dihapus atau dkembalikan pada titik sudut semula.
Bukan, karena musim kali ini adalah musim tanpa matahari.
Namun, hanya butuh keseimbangan untuk kembali fokus.
Yakni untuk apa hidup sejauh ini diperjuangkan.
(Persembahan untuk Tragedi Lumpur lapindo Sidoarjo, pada April 2013)