Di
Maliboro ku dapati sepasang rindu, sayang
Menyala-nyala
mengalahkan sepanjang lampu-lampu jalan dan pertokoan
Memicingkan
mata yang cemburu
Ketika
nyeri belum menjadi ranum di hatimu
Ku
susuri jejak-jejak dalam kerumunan nyawa, sayang
Ada
diantaranya sepasang asmara menyatukan jemari
Mengabarkan
hangat sampai aliran darah dan sumsum tulang
Ketika
khayal dan harap belum terlalu mengabu di jiwamu
Ku
dapati persimpangan dalam perjalanan, sayang
Dan
Kehilangan peta atau petunjuk apa saja
Tanya,
keluh, ragu, menempatkan pada sudut kehilafan
Aku
kehilangan arah, sayang
Lalu
kenapa kau tidak hadir menarik tanganku
Atau
menawarkan punggungmu untuk menggendongku
Atau
membisikkan arah di telingaku
Dan
bagaimana kau bisa sekedar diam menatapku yang terpaku
Bahkan
memalingkan wajahmu dari kesulitanku
Begitu
saja
Tidakkah
kota ini tengah mendongengimu tentang kasih, sayang
jadi
mengapa kau menghindariku dalam dosa
sewaktu
kau tatap persembunyian air bening dan luka di mataku
yang
sama
seperti
bara amarah dibalik sorot mata
dan
kekecewaan dalam bibirmu yang dingin
Kembali
aku terduduk dalam kelam, sayang
menggagapi
sesal-sesal yang menjejalku
barangkali
aku hanya menghantarkan maaf pada mu
dan
nasib
ternyata
kau tak benar-benar merangkulku
sekali
lagi, sayang
(Nila Mega Marahayu, yogyakarta,
9 september 2013)