apakah
kau tidak terjaga dan meninggalkan kunang-kunang yang berbaris di udara
menjelma
menjadi lilin-lilin kecil yang syahdu
tengah
sibuk menuliskan aksara pada dinding-dinding langit
melukiskan
sketsa tentang malam perjamuan kita
mengapa
kau lebih dulu terlelap dan melewati sorot bintang-bintang yang merekah
menjelma
menjadi kembang-kembang anggun ditepian nyala
mengabarkan
teka-teki jawaban di jejak langit sampai perut bumi
barangkali
aku dapat merayu Tuhan untuk mengijinkan kau bermimpi seperti aku
menyatukan
pecahan kenangan yang remang dalam serpih-serpih luka
menyapu
ruang kepahitan pada rasa kehilangan di setiap dentingan jam
dan
barangkali kau akan kembali merumuskan perasaan lebih dari kebisuan kali ini
menyesali
masa-masa dahaga tentang kedamaian dalam jiwaku yang kau lewatkan
kembalilah
meminta tanganku menggenggam rindu yang kau bagi
menyeka
wajahku dengan keteduhan erosmu
dan
membisikkan sajak tentang kunang-kunang dan bintang di telingaku
sembari
mengecupkan janji dikeningku tentang perjamuan esok malam
yang
tentu saja tidak akan lenyap dirasuki pagi
untuk
selalu bersama
(
Nila Mega marahayu, yogyakarta, 2 september 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar