Jumat, 06 September 2013

Harapan


apakah kau tidak terjaga dan meninggalkan kunang-kunang yang berbaris di udara
menjelma menjadi lilin-lilin kecil yang syahdu
tengah sibuk menuliskan aksara pada dinding-dinding langit
melukiskan sketsa tentang malam perjamuan kita

mengapa kau lebih dulu terlelap dan melewati sorot bintang-bintang yang merekah
menjelma menjadi kembang-kembang anggun ditepian nyala
mengabarkan teka-teki jawaban di jejak langit sampai perut bumi


barangkali aku dapat merayu Tuhan untuk mengijinkan kau bermimpi seperti aku
menyatukan pecahan kenangan yang remang dalam serpih-serpih luka  
menyapu ruang kepahitan pada rasa kehilangan di setiap dentingan jam
dan barangkali kau akan kembali merumuskan perasaan lebih dari kebisuan kali ini
menyesali masa-masa dahaga tentang kedamaian dalam jiwaku yang kau lewatkan

kembalilah meminta tanganku menggenggam rindu yang kau bagi
menyeka wajahku dengan keteduhan erosmu
dan membisikkan sajak tentang kunang-kunang dan bintang di telingaku
sembari mengecupkan janji dikeningku tentang perjamuan esok malam
yang tentu saja tidak akan lenyap dirasuki pagi
untuk selalu bersama  

( Nila Mega marahayu, yogyakarta, 2 september 2013)

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar