Jumat, 21 Januari 2011

Keromantikan dalam sajak saia

Dear Sanubari,,,

Kala ku pandang seuntai tulisan yang seolah mengikat baris-baris sajak,,
Baris-baris makna yang bersemayam di dalamnya,,
Sebongkah kerlipan lampu cerah malam yang tengah memberi misteri,,
Misteri kehidupan di malam yang syahdu namun sepi,,

Aku kembali menyibukkan diri menghabiskan waktu,
Namun waktu-waktu yang lalu masih menyibak segala diri,
Hingga seolah aku terjatuh dan berdiam di titik itu,
Segala kepenatan pun merasuki,
Aku harus bangkit lagi,,
Aku harus terus menopang kepalaku ke atas,
Ke langit luas yang menghantarkan sanubariku pergi,,

Kesana, ke rimba yang jauh melebihi kerindangan pohon bambu yang beradu,
Melebihi pula tinggi dan kemesraan daun-daun tembakau yang tersentuh angin,,
Semilir-semilir hambusan itu membawaku makin jauh,,
Menyeberangiku ke batas dunia hati,,
Ya, duniaku dan dunianya yang terhampar di samudera yang berlangit berbeda,
ke halimun pagi yang terlalu dingin mengelu,
hingga mematriku di titik yang kosong,,

di titik milik sang terkasih yang tak butuh muara itu,,
membuatku ingin berhenti hanyut dan menepi,
sebelum layar terlalu elok melepas bebas,,
yang akhirnya hanya akan membentur karang,
dan menjadi seonggok barang yang tak bertuan dan kosong bahkan sia-sia,,
kosong dan lagi-lagi kosong,,,
menunggu karam, diterpa badai,,
menunggu busuk dan kembali kuncup bahkan sebelum untuk sekedar indah melebihi bunga tembakau,,

langit tua yang biru,
awan tua yang memberi sedikit warna kelabu,
dan bara sanubari yang harus padam,,
bahkan kala masih dalam titik jenuh duniaku yang kau biaskan,,,

sampai jumpa mentari,
sampai jumpa pagi,
sampai jumpa malam syahdu,
sampai jumpa bunga tembakau,
sampai jumpa layar di tengah samudera,
sampai jumpa di kala masa membawaku dalam kemesraan yang abadi,,

dan pohon bambu dihaluan sawah ikut terkekeh memberi tanya dan beban jawab:
“dimanakah kiranya? Sepertikah sama menguntai di harapan yang melangit?”
Entah,,,,,,,

Di persimpangan sanubari Abadi
Buat Kau yang dulu...
Dan memberi misteri yang mungkin tak akan terjawab pasti..
Hingga dihembusan terakhir duniaku dan kau yang terlampau berbeda...

(Nila Mega Marahayu, 02 September 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar